“Propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah.”
Mengunjungi kerabat dekat pada
pertengahan 2006 berakibat fatal bagi Yatinah. Dengan Kadar gula darah
423 mg/l kakinya tak merasakan kap mesin angkutan kota yang panas.
Sesampai di rumah punggung kaki melepuh.
Luka melepuh itu kemudian membengkak
berisi cairan. Karena bengkak kian membesar, perempuan berusia 61
tahun itu lantas dibawa ke rumahsakit di Bekasi. Dokter menyayat dan
mengeluarkan cairan lalu menjahitnya. Luka sayatan itulah awal derita.
Penyakit gula membuat luka tak kunjung menutup. Dalam 3 bulan, luka
itu semakin lebar dan dalam.
Meski setiap hari dicuci dengan air
hangat dan dikompres, luka tak juga mengecil. Di bulan kelima, lukanya
malah mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya pada
awal 2007 luka tembus sampai telapak kaki dan menjadi ganren. Ia pun
tak lagi mampu berdiri, apalagi berjalan. Mobilitas perempuan 9 anak
itu bergantung pada kursi roda.
Yatinah kerap bolak-balik ke klinik dan
rumahsakit untuk memeriksakan lukanya. Perempuan yang hidupnya hanya
mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah itu mesti merogoh
kocek Rp250.000—Rp500.000 setiap periksa. Meski demikian, ganren terus
menjalar sampai kulit di sekitarnya lebam menghitam. Maret 2007,
lebam kehitaman itu menjalar mendekati pergelangan kaki. “Jika sudah
sampai pergelangan kaki harus di amputasi,” kata Yatinah menirukan
ucapan dokter. Ia pun hanya bisa pasrah sambil terus mengkonsumsi obat
dari dokter.
Propolis Sembuhkan luka diabetes
Pada April 2007, disarankan mengkonsumsi propolis.
Yatinah menurut walau ragu. “Dokter di klinik dan rumahsakit dengan
obat buatan pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi
suplemen biasa,” katanya. Selama 3 hari ia mengkonsumsi propolis
pada pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Menurut Yatinah, konsumsi
awal rendah itu untuk memberi kesempatan tubuh beradaptasi.
Setelah 3 hari konsumsi, Yatinah
merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan baunya berkurang.
Saat itulah ia merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa
kembali aktif. Konsumsi pun ditingkatkan konsumsi propolis
setiap minum dengan frekuensi tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah
berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi tercium. Luka di
telapak mulai mengering, sedangkan luka di punggung kaki menyempit.
Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.
Saat itu konsumsi propolis
masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah
melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah
konsumsi, giliran luka di punggung kaki mengering bersamaan menutupnya
luka di telapak. Dua bulan mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas
dari kursi roda. Ia kembali bisa berjalan meski agak tertatih. Tak
sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan itu sudah lenyap.
Bukan cuma mengkonsumsi propolis secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk obat luar. Ia mengoleskan salep mengandung propolis
pada ganren di kakinya. Sebelumnya luka dicuci 2—3 kali dengan cairan
infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah dibilas dengan
cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan alkohol
yang meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.
Propolis bekerja di Dalam dan luar
Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis
bisa bekerja di dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral,
propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin
sehingga menurunkan kadar glukosa darah. “Tapi dengan catatan
kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak total,” katanya.
Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi sehingga
sel bisa beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan
obat-obatan medis.
Jika digunakan di luar tubuh, misalnya dioleskan sebagai salep, propolis
bisa menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya,
lem lebah itu bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau
adalah sisa pertempuran antara sel darah putih dan bakteri patogen dari
udara. Jika bakteri sudah dikalahkan oleh propolis,
tidak ada lagi nanah penyebab bau yang terbentuk. Sifat lain propolis
dan produk perlebahan lain secara umum adalah membantu pengeringan
sehingga tidak dihinggapi bakteri patogen.
Daya menyembuhkan propolis
tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar, semakin
ampuh daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi—misal
melebihi 60%—zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang
liat dan keras. Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi
dalam jangka panjang tanpa efek samping. Toh, Hafuan mengingatkan,
selain asupan propolis, penderita diabetes tetap harus menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa serta karbohidrat.
Propolis sebagai Antibakteri
Propolis ampuh
memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya lantaran kandungan
CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang dari
Universitas Zhejiang, Hangzhou, China, dan Hepburn dari Universitas
Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan ekstrak propolis
menurunkan kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat,
oksida nitrat sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam
darah.
Sementara hasil pengujian Propolis di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.
Sumber: trubusonline
No comments:
Post a Comment